Jumat, 23 November 2018

TUGAS 5 : KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH

KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air.
 Kata Kunci : Kualitas, Air, Manusia
  Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Persyaratan Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan  fisika sebagai berikut:
Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu  yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro organisme.
Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.
Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
perairan 
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang
digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
3.      Persyratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001
mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas
air tersebut buruk.
BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai
BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum




Golongan A
Golongan B
Golongan C
Golongan D

FISIKA





1
Bau
-
-
-
-
-

2
Jumlah zat padat terlarut
Mg/L
1000
1000
1000
1000

3
Kekeruhan
Skala NTU
5




4
Rasa
-





5
Warna
Skala TCU
15




6
Suhu
oC
Suhu udara




7
Daya Hantar Listrik
Umhos/cm



2250









KIMIA anorganik





1
Air raksa
Mg/lt
0.001
0.001
0.002
0.005

2
Aluminium
Mg/lt
0.2
-



3
Arsen
Mg/lt
0.005
0.05
1
1

4
Barium
Mg/lt
1
1



5
Besi
Mg/lt
0.3
5



6
Florida
Mg/lt
0.5
1.5
1.5


7
Kadmium
Mg/lt
0.005
0.01
0.01
0.01

8
Kesadahan CaCO3
Mg/lt
500




9
Klorida
Mg/lt
250
600
0.003


10
Kromium valensi 6
Mg/lt
0.005
0.05
0.05
1

11
Mangan
Mg/lt
0.1
0.5

2

12
Natriun
Mg/lt
200


60

13
Nitrat sebagai N
Mg/lt
10
10



14
Nitrit sebagai N
Mg/lt
1.0
1
0.06


15
Perak
Mg/lt
0.05




16
.pH

6.5 – 8.5
5 – 9
6 – 9
5 – 9

17
Selenium
Mg/lt
0.01
0.01
0.05
0.05

18
Seng
Mg/lt
5
5
0.02
2

19
Sianida
Mg/lt
0.1
0.1
0.02


20
Sulfat
Mg/lt
400
400



21
Sulfida sebagao H2S
Mg/lt
0.05
0.1
0.002


22
Tembaga
Mg/lt
1.0
1
0.02
0.1

23
Timbal
Mg/lt
0.05
0.01
0.03
1

24
Oksigen terlarut (DO)
Mg/lt
-
>=6
>3


25
Nikel
Mg/lt
-


0.5

26
SAR (Sodium Absortion Ratio)
Mg/lt
-


1.5 – 2.5









Kimia Organik





1
Aldrin dan dieldrin
Mg/lt
0.0007
0.017



2
Benzona
Mg/lt
0.01




3
Benzo (a) Pyrene
Mg/lt
0.00001




4
Chlordane (total isomer)
Mg/lt
0.0003




5
Chlordane
Mg/lt
0.03
0.003



6
2,4 D
Mg/lt
0.10




7
DDT
Mg/lt
0.03
0.042
0.002


8
Detergent
Mg/lt
0.5




9
1,2 Dichloroethane
Mg/lt
0.01




10
1,1 Dichloroethane
Mg/lt
0.0003




11
Heptachlor heptachlor epoxide
Mg/lt
0.003
0.018



12
Hexachlorobenzene
Mg/lt
0.00001




13
Lindane
Mg/lt
0.004
0.056



14
Metoxychlor
Mg/lt
0.03
0.035



15
Pentachlorophenol
Mg/lt
0.01




16
Pestisida total
Mg/lt
0.1




17
2,4,6 Trichlorophenol
Mg/lt
0.01




18
Zat Organik (KMnO4)
Mg/lt
10




19
Endrin
Mg/lt
-
0.001
0.004


20
Fenol
Mg/lt
-
0.002
0.001


21
Karbon kloroform ekstrak
Mg/lt
-
0.05



22
Minyak dan lemak
Mg/lt
-
Nihil
1


23
Organofosfat dan carbanat
Mg/lt
-
0.1
0.1


24
PCD
Mg/lt
-
Nihil



25
Senyawa aktif biru metilen
Mg/lt
-
0.5
0.2


26
Toxaphene
Mg/lt
-
0.005



27
BHC
Mg/lt
-

0.21










Mikrobiologik





1
Koliform tinja
Jml/100ml
0
2000



2
Total koliform
Jml/100ml
3
10000











Radioaktivitas





1
Gross Alpha activity
Bq/L
0.1
0.1
0.1
0.1

2
Gross Beta activity
Bq/L
1.0
1.0
1.0
1.0










Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Persyaratan  Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter
Satuan
Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan

1
2
3
4

Air Minum




E. coli atau Fecal coli
Jumlah per 100 ml sampel
0


Air yang masuk sistem distribusi




E. coli atau Fecal col
Jumlah per 100 ml sampel
0


Total Bakteri Coliform
Jumlah per 100 ml sampel
0


Air pada sistem distribusi




E. coli atau Fecal col
Jumlah per 100 ml sampel
0


Total Bakteri Coliform
Jumlah per 100 ml sampel
0



Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut Sunjaya adalah:
Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b.  Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter / orang perhari.
c.   Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d.  Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.

Kamis, 22 November 2018

Tugas 5 : PERMASALAHAN ETIKA ILMU

ETIKA KEILMUAN

PERMASALAHAN ETIKA ILMU

Salah tafsir mengenai ilmu dan kecurigaan terhadap ilmuwan biasanya bersumber pada pembahasan, yang kurang memperhatikan landasan-landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis secara spesifik.
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya (das sein), sedang moral pada dasarnya adalah petunjuk-petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia (das sollen).
Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif-alternatif untuk membuat keputusan politik dengan berkiblat kepada pertimbangan-pertimbangan moral ethis.
Ilmuwan mempunyai tanggung jawab professional, khususnya didunia ilmu dan dalam masyarakat ilmuwan itu sendiri dan mengenai metodologi yang dipakainya. Ia juga memikul tanggung jawab social, yang bisa dibedakan atas tanggung jawab legal yang formal sifatnya; dan tangggung jawab moral yang lebih luas cakupannya (Depdikbud, 1984)

Etika dan Moral
Makna etika dapat dikelompokkan menjadi kumpulan nilai dan moral untuk berpikir dan bertindak seorang ilmuwan. Istilah kunci dari bahasa etika adalah sekumpulan nilai, hak, kewajiban, peraturan dan hubungannya. Ilmu sebagia aktifitas dan metode ilmiah juga memiliki etika yang harus dijunjung tinggi, sehingga menghasilkan ilmu mengetahuan yang obyektif (Supriyanto, 2013).
Moral, diartikan sebagai etika (akhlak).  Sejak sekitar abad ke 5 sebelum masehi sudah banyak dibicarakan secara mendalam, didiskusikan dan dianalisa dikalangan para pemikir yang memfokuskan diri pada falsafah hidup dan perilaku manusia.
Dari seluruh pemikiran selama berabad abad mengenai etika dan moral barangkali bisa disimpulkan secara sederhana walau jauh dari sempurna; bahwa  etika dan moral  ini erat hubungannya dengan perilaku manusia yang tulus keluar dari batin sanubari dalam tiap pemikiran, perkataan, perbuatan (tindakan) nyata dalam koridor yang pasti untuk tidak menyakiti baik lahir mapun batin, menindas, menyinggung, meremehkan, melecehkan, merendahkan dan menghilangkan hak pribadi serta menginjak martabat pihak lain secara terbuka maupun tersembunyi dimana dia berada atau dalam jangkauannya serta mutu akhlaknya bisa diterima sebagian besar umat manusia”.
Penilaian moral diukur dari sikap manusia sebagai pelakunya, timbul pula perbedaan penafsiran. Penggunaan bom atom, misalnya dianggap tidak etis karena menghancurkan kehidupan umat manusia. Meski demikian, bagi pelaku yang bersangkutan dengan menggunakan bom atom, hal ini dimaksudkan untuk menyelamatkan kelompok umat manusia. Misalnya, dengan penggunaan bom atom, maka suatu negara dapat membenarkan atas nama melindungi warga negaranya dalam keadaan perang. Pembenaran, dengan demikian, selalu bisa dimunculkan bergantung pada konteks situasi yang dihadapi. (Materi Akta V Dikti, 1984)

Ilmu dalam Perspektif Moral
Sejak saat pertumbuhannya, ilmu sudah terkait dengan masalah moral. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari” dan bukan sebaliknya seperti yang dinyatakan dalam ajaran agama maka timbullah interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari alam sebagaimana adanya, sedangkan di pihak lain terdapat keinginan agar ilmu mendasarkan kepada pernyataan-pernyataan (nilai-nilai) yang terdapat dalam ajaran-ajaran di luar bidang keilmuan (nilai moral), seperti agama. Dari interaksi ilmu dan moral tersebut timbullah konflik yang bersumber pada penafsiran metafisik yang berkulminasi pada pengadilan inkuisisi Galileo pada tahun 1633. Galileo oleh pengadilan agama dipaksa untuk mencabut pernyataan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari.
Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapai ekses ilmu yang bersifat merusak, para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat.
Ilmuwan golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam tahap ini tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, terlepas apakah pengetahuan itu dipergunakan untuk tujuan baik ataukah untuk tujuan yang buruk.
Ilmuwan golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan pada asas-asa moral.
Golongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni,
Ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang dibuktikan dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan
Ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esoterik sehingga kaum ilmuwan lebih mengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi salah penggunaan
Ilmu telah berkembang sedemikian rupa sehingga terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi genetika dan teknik perubahan sosial. Berdasarkan ketiga hal itu maka golongan kedua berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan.
Pendekatan secara ontologis, epistemologis dan aksiologis memberikan 18 asas moral yang terkait dengan kegiatan keilmuan. Keseluruhan asas tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok asas moral yang membentuk tanggung jawab profesional dan kelompok yang membentuk tanggung jawab sosial.Tanggung jawab profesional lebih ditujukan kepada masyarakat ilmuwan dalam pertanggung jawaban moral yang berkaitan dengan landasan epistemologis.
Tanggung jawab profesional ini mencakup asas
(1) kebenaran
(2) kejujuran
(3) tanpa kepentingan langsung
(4) menyandarkan kepada kekuatan argumentasi
(5) rasional
(6) obyektif
(7) kritis
(8) terbuka
(9) pragmatis
(10) netral.
Suatu peradaban yang ditandai dengan masyarakat keilmuan yang maju secara sungguh-sungguh melaksanakan asas moral ini terutama yang menyangkut asas kebenaran, kejujuran, bebas kepentingan dan dukungan berdasarkan kekuatan argumentasi. Seorang yang melakukan ketidakjujuran dalam kegiatan ilmiah mendapatkan sanksi yang konkrit; dan sanksi moral dari sesama ilmuwan lebih berfungsi dan lebih efektif dibandingkan dengan sanksi legal. Tidak ada sanksi yang lebih berat bagi seorang ilmuwan selain menjadi seorang paria yang dikucilkan secara moral dari masyarakat keilmuan. Di negara kita sanksi moral ini belum membudaya dan hal inilah yang menyebabkan suburnya upaya-upaya amoral dalam kegiatan keilmuan.Mengenai tanggung jawab sosial yakni pertanggung jawaban ilmuwan terhadap masyarakat yang menyangkut asas moral mengenai pemilihan etis terhadap obyek penelaahan keilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah terdapat dua tafsiran yang berbeda.
Teori etika memberikan kerangka analisis bagi pengembangan ilmu agar tidak melanggar penghormatan terhadap martabat kemanusiaan:
Peran moral adalah mengingatkan agar ilmu boleh berkembang secara optimal, tetapi ketika dihadapkan pada masalah penerapan atau penggunaannya harus memperhatikan segi kemanusiaan baik pada tataran individu maupun kelompok.
Peran moral berimplikasi pada signifikansi tanggung jawab, yakni tanggungjawab moral dan sosial. Dalam konteks ini, tanggungjawab moral menyangkut pemikiran bahwa ilmuwan tidak lepas dari tanggungjawab aplikasi ilmu yang dikembangkannya. Bahwa ilmu tersebut harus diaplikasikan untuk hal-hal yang benar, bukan untuk merusak manusia.
Dari sisi tanggung jawab sosial, ilmuwan memiliki dan memahami secara utuh tentang kesadaran bahwa ilmuwan adalah manusia yang hidup atau berada di tengah-tengah manusia lainnya.
Perlunya ilmu dan moral (bagian dari suatu kebudayaan yang dikembangkan dan digunakan manusia) seyogyanya berjalan seiring. Ketika manusia mengaplikasikan hasil pengembangan ilmu dalam format penemuan (pengetahuan) atau teknologi baru, moral akan mengikuti atau mengawalnya.
Hal tersebut dimaksudkan bagi kepentingan penghormatan atas martabat kemanusiaan. Hal tersebut di atas, membuat para ilmuwan harus mempunyai sikap formal mengenai penggunaan pengetahuan ilmiah. Bagi kita sendiri yang hidup dalam masyarakat Pancasila, tidak mempunyai pilihan lain selain konsisten dengan sikap kelompok ilmuwan kedua, dan secara sadar mengembangkan tanggung jawab sosial di kalangan ilmuwan dengan Pancasila sebagai sumber
moral (das sollen) sikap formal kita. Tetapi dalam kenyataannya, mekanisme pendidikan di Indonesia, dengan menempatkan kreatifitas intelektualitas (mengutamakan kemampuan keilmuan) sebagai landasan pembangunan negara tapi seringkali melupakan kreatifitas moralitas (pendidikan moral agama/religius) sehingga telah menggiring Indonesia ke arah kebobrokan


Hubungan Ilmu dan Moral 
Ilmu dan moral keduanya termasuk ke dalam genus pengetahuan yang mempunyai karakteristik masing-masing. Tiap-tiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontology merupakan  asas dalam menetapkan batas/ruang lingkup ujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakekat realitas (metafisika) dari obyek ontologis atau obyek formal tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.

Pendekatan Aksiologis
Konsisten dengan asas moral dalam pemilihan obyek penelaahan ilmiah maka pennggunaan pengetahuan ilmiah mempunyai asas moral tertentu pula. Pada dasarnya ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Dalam hal ini maka ilmu dapat dimanfaatkan sebagai sarana atau alat dalam meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia dan kelestarian/keseimbangan alam. Salah satu alas an untuk tidak mencampuri masalah kehidupan secara ontologis adalah kekhawatiran bahwa hal ini akan mengganggu keseimbangan kehidupan.
Untuk kepentingan manusia tersebut maka pengetahuan ilmiah yang diperoleh dan disusun dipergunakan secara komunal dan universal. Komunal berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama, setiap orang berhak memanfaatkan ilmu menurut kebutuhannya, sesuai dengan asas komunalisme. Universal berarti bahwa ilmu tidak mempunyai konotasi parochial seperti ras, ideolog atau agama. “Ilmu Russia atau ilmu Arya,” meminjam perkataan Barber, “merupakan sesuatu yang dibenci ilmu (Abhorrent dalam Dikti 1984).


Pendekatan Epistemologis
Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: (a) kerangka pemikiran yang bersifat logis dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun: (b) menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemmikiran tersebut dan (c) melakukan verifikasi terhadap hipotesis termaksud untuk menguji kebenaran pernyataannya secara faktual. Secara akronim metode ilmiah terkenal sebagai logico-hypothetico-verifikayif atau deduct-hypothetico-verifikatif.
Kerangka pemikiran yang logis adalah argumentasi yang bersifat rasional dalam mengembangkan penjelasan terhadap fenomena alam. Verifikasi secara empiris berarti evaluasi secara obyektif dari suatu pernyataan hipotesis terhadap kenyataan faktual. Verifikasi ini berarti bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin fakta menolak pernyataan hipotesis). Demikian juga verifikasi factual membuka diri terhadap kritik terhadap kerangka pemikiran yang mendasari pengajuan hipotesis. Kebenaran ilmiah dengan keterbukaan terhadap kebenaran baru mempunyai sifat pragmatis yang prosesnya secara berulang (siklus) berdasarkan cara berfikir kritis. Keterbukaan ini merupakan system umpan balik korektif yang ditunjang dengan cara berfikir kritis yang disebut Merton sebagai “skeptisisme terorganisasi.  Artinya cara berfikir ilmiah dimulai dengan sifat skeptif terhadap kebenaran sampai kesahihan kebenaran tersebut dibuktikan lewat prosedur keilmuan. Cara berfikir ini berbeda dengan modus yang dimulai dengan sikap percaya seperti terdapat umpamanya dalam agama
Tanggung Jawab Moral Ilmuwan: Profesional dan Moral
Pendekatan secara ontologis, epistemologis dan aksiologis memberikan 18 asas moral yang terkait dengan kegiatan keilmuan. Keseluruhan asas moral ini pada hakekatnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni kelompok asas moral yang membentuk tanggung jawab professional dan kelompok yang membentuk tanggung jawab sosial.
.



Masalah Etika-Moral Dalam Ilmu
Ilmu merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, demikian pula juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Hakikat Ilmu adalah mempelajari alam sebagaimana mestinya (das seiri). Namun demikian dalam perkembangannya sering ilmu tidak bebas dari nilai diluar keilmuan, seperti ajaran moral agama. Konsep ilmiah dari ilmu yang awal mulanya bersifat abstrak, objektif, bebas nilai (netral) kemudian dikembangkan pada konsep ilmiah pada menerapan masalah-masalah praktis dalam bentuk teknologi dan tidak bebas nilai.

Etika Ilmu Dan Peneltian
Hal hal yang harus dijaga dan diperhatikan bagi seorang peneliti antara lain:
Mempelajarialam sebagaimana mestinya(bebas nilai).Pelajanide Filsuf Copernicus dan Galileo, tentang Objektivitas.
Bersifat netral dan umum.
Hasil penelitian harus dikomunikasikan, disebarluaskan.
Pengetahuan ilmu dapat digugurkan atau Falsifikasi.
Original ide dalam penelitian (tidak plagiat).
HAKI(copyright,intelectualpropertyright),sebagaijaminan originalitas.
Otonomi, Beneficence, Justice,Nonmaleficence,Fidelity,Confidentiality, (Guido, 2006)
Guido, 2006 menjelaskan:
Otonomi atau kebebasan responden menolak dan menerima untuk diikutkan. Peneliti harus menghormati keputusan responden.
Beneficence adalah kemanfaatan perlakuan penelitian bagi responden dan peneliti.
Justice artinya jika seseorang mendapat perlakuan, maka yang lain juga mendapatkan perlakuan. Perlakuan kelompok kontrol dapat bentuk lain, sehingga tak mengkacaukan hasil intervensi yang sebenarnya.
Normaleficence artinya artinya pernberian intervensi tidak akan membahayakan atau memberikan efek negatif.
Fidelity artinya peneliti menjunjung tinggi akan janji yang telah dibuat serta menjunjung tinggi komitmen yang telah disepakati.
Confidentiality artinya informasi tentang responden dijaga kerahasiaannya.

Tanggung Jawab Ilmuwan
Ilmu menghasilkan teknologi yang diterapkan pada masyarakat. Teknologi dan ilmu pengetahuan dalam penerapannya dapat menjadi berkah dan penyelamatan bagi manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia.
Pengetahuan merupakan kekuasaan, kekuasaan yang dapat dipakai untuk kemaslahatan manusia atau sebaliknya dapat pula disalahgunakan. Untuk itulah tanggung jawab ilmuwan haruslah “dipupuk” dan berada pada tempat yang tepat, tanggung jawab akademis dan tanggung jawab moral.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapatlah dihipotesiskan, jika ilmuwan telah dapat memnuhi tanggung jawab sosialnya, maka ilmu pengetahuan itu akan berkembang pesat, ilmu pengetahuan itu akan dapat memberi manfaat besar bagi kehidupan manusia, dan ilmu pengetahuan itu tidak akan menimbulkan konflik di masyarakatya

Problem Etika Pengetahuan
Penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut Adib, (2013) membutuhkan dimensi etis sebagai pengetahuan dan teknologi.  Dalam hal ini Ilmuwan dalam mengemban ilmu pengetahuan dan teknologi harus memerhatikan kodrat dan martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab kepada kepentingan umum, dan generasi mendatang, serta bersifat universal karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk mengembamgkan dan memperkokoh eksistensi manusia bukan untuk menghancurkan eksistensi manusia.
Tanggung jawab etis tidak hanya menyangkut upaya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, menyadari juga apa yang seharusnya dikerjakan atau tidak dikerjakan untuk memperoleh  kedudukan serta martabat manusia, baik dalam hubungan sebagai pribadi dengan lingkungannya maupun sebagai makhluk yang bertanggung jawab terhadap khalik-Nya.
Jadi sesuai dengan pendapat van Melsen (1985) bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghambat ataupun meningkatkan keberadaan manusia tergantung pada manusianya itu sendiri, karena ilmu pengetahuan teknologi dilakukan oleh manusia dan untuk kepentingan manusia dalam kebudayaan.
Tugas terpenting ilmu pengetahuan dan teknologi adalah menyediakan bantuan agar manusia dapat sungguh-sungguh mencapai pengertian tentang martabat dirinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja sarana untuk mengembangkan diri manusia. Tetapi juga merupakan hasil perkembangan dan krestifitas manusia itu sendiri.

Ilmu  Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai
Ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri.
3 Faktor sebagai indikator bahwa ilmu pengetahuan bebas nilai
ilmu harus bebas dari pengaruh eksternal seperti faktor politis, ideologis, agama,budaya, dan unsur kemasyarakatan lainnya
 perlunya kebebasan ilmiah yang mendorong terjadinya otonomi ilmu pengetahuan
Penelitian tidak luput dari pertimbangan etis (yang sering dituding  menghambat kemajuan ilmu), karena nilai etis itu sendiri bersifat universal
Sosiolog, Webber, menyatakan bahwa ilmu sosial harus bebas nilai, tetapi ia juga mengatakan bahwa ilmu-ilmu ketika para sosial harus menjasi nilai yang relevan. Webber tidak yakin ketikka para ilmuwan sosial melakukan aktivitasnya seperti mengajar atau menulis mengenai bidang ilmu sosial itu, mereka tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu.

Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki  Ilmuwan
Ilmu bukanlah pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi, ilmu merupakan suatu cara berpikir tentang suatu objek yang khas dengan pendekatan yang khas pula sehingga menghasilka suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan ilmiah. Ilmiah dalam arti bahwa sistem dan struktur ilmu dapat dipertanggungjawabkan secar terbuka. Oleh karena itu, ia terbuka untuk untuk diuji oleh siapa pun (Adib, 2013).
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristik kritis rasionalis, logis, objektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun, menjadi masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu yang kokoh dan kuat, yakni masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Disini letak tanggung jawab seorang ilmuwan, masalh moral dan akhlak amat diperlukan.
Para ilmuwan sebagai orang yang profesional dalam bidang keilmuwan tentu perlu memiliki visi moral khusus sebagai ilmuwan. Moral inilah di dalam filsafat ilmu disebut sikap ilmiah (Abbas Hamami M., dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak. Filsafat UGM, 1996).
Sikap ilmiah harus dimiliki oelh setiap ilmuwan. Karena setiap ilmuwan dalah suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang bersifat objektif. Sikap ilmiah bagi seorang ilmuwan bukanlah membahas tentang tujuan dari ilmu, melainkan bagaimana cara untuk mencapai suatu ilmu yang bebas dari prasangka pribadi. Di samping itu, ilmu tersebut dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Artinya, selaras anatar kehendak manuisa dengan kehendak Tuhan.
Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami (1996) terdapat enam hal sebagai berikut:
Tidak ada rasa pamrih
Bersikap selektif
Ada rasanya percaya yang layak baik terhadap keyataan maupun terhadap alat-alat indra serta budi
Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan
Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuan harus selalu tidak puas terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan
Harus memiliki sikap etis (akhlak)
Norma-norma umum bagi etika keilmuwan sebagai mana yang dipaparkan secara normatif tersebut berlaku bagi semua sistem. Hal ini karena pada dasarnya seorang Ilmuwan tidak boleh terpengaruh oleh sistem budaya, sistem politik, sistem tradisi, atau apa saja yang hendak menyimpangkan tujuan ilmu. Tujuan ilmu yang dimaksud adalah objektivitas yang berlaku secar universal dan komunal.
Di samping sikap ilmiah berlaku secar umum tersebut, pada kenyataannya masih ada etika keilmuwan yang secar spesifik berlaku bagi kelompok ilmuwan tertentu. Misalnya etika kedokteran, etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yang secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Hail ini sudah tertentu jika pada diri para ilmuwan tidak ada sikap  lain kecuali pencapaian objektivitas demi kemajuan ilmu untuk kemanusiaan.

Moralitas Ilmu Pengetahuan
Nilai ini menyangkut etika, moral, dan tanggung jawab manusia dalam mengembagkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemaslahatan manuisa itu sendiri. Karena dalam penerapannya, ilmu pengetahuan juga punya bias negatif dan destruktif, maka diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan potensi “id” (libido) dan nafsu angkara murka manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Di sinilah etika menjadi ketentuan mutlak, yang akan menjadi well-supporting bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan derajat hidup serta kesejahteraan dan kebahagian manusia. Hakikat moral, tempat ilmuwan mengembalikan kesuksesannya.(Adib, 2013)

Pengingkaran dan Perlawanan Etika
Etika  sebagai modal dasara dalam pembentukan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan, etntunya tidak terlepas dari bebrapa pengingkaran dan perlawanan etika sendiri. Atau yang biasa disebut dengan pelanggran etika. Prinsip etika keilmuan yang berdasarkan kepada prinsip bebas nilai yang mengharuskan ilmu pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal, sudah tidak menjadi prinsip yang dinomorsatukan. Beerikut merupakan empat hal pengingkaran dan perlawanan terhadap etka yakni:
Kejujuran : “kejujuran merupakan hal yang sangat mendasar dari manusia yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat”
Taksonomi ketidakjujuran : yakni “(i) bohong (ii) kecurangan sengaja (iii) mempergunakan data orang lain (iv) menahan informasi (v) tidak menyebarkan informasi.
Penyalahgunaan dalam penggunaan data : dalam istilah keilmuan penyalahgunaan ini dibagi menjadi empat macam (i) trimmig (ii) cooking (iii) forging (iv) plagiat
Permasalahan dalam publikasi : dalam publikasi hasil karya biasanya terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tidak mengindahkan etika misalnya : (i) plagiatreferencing (ii) authorship dan kontribusi (Adib, 2013).

Minggu, 18 November 2018

Tugas 4 : ETIKA AKADEMIK

TUGAS : ETIKA KEILMUAN


MEMBANGUN PENDIDIKAN BERKARAKTER MELALUI
IMPLEMENTASI ETIKA AKADEMIK DAN ATURAN BERPERILAKU


Sebagai universitas berbadan hukum, Universitas Airlangga (Unair) semakin melaju kencang untuk membuktikan dirinya sebagai institusi pendidikan yang mampu bersaing di dunia internasional dalam segala aspek. Peringkat international rocognition membuktikan bahwa Unair masih mampu mempertahankan kualitas dirinya. Dengan slogannya, Excellence With Morality, Unair berusaha meraih kompetensinya sebagai universitas berskala internasional, namun tetap berpijak pada moral  yang berlaku di Indonesia, sebagai ibu pertiwi yang melahirkan putra-putra bangsa terbaik untuk membangun negeri ini mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Alasan inilah yang menjadikan morality harus muncul dari nilai-nilai luhur bangsa yang bersumber dari nilai-nilai agama. Pilar inilah yang harus ditegakkan untuk meraih cita-cita sebagai bangsa yang besar dan mampu bersaing serta dipertimbangkan di kancah dunia internasional seperti sekarang.
Excellence with morality adalah sebuah pemikiran yang sangat logis dan rasional ditengah-tengah kondisi pendidikan di Indonesia yang diwarnai dengan berbagai potret buramnya. Fenomena sivitas akademika yang terlibat penjualan obat-obatan terlarang atau bahkan dengan sengaja menjerumuskan harga diri dan moralnya pada aktivitas asusila, pakaian yang tidak pantas dipakai di lingkungan kampus, permainan ditengah-tengah jam kuliah yang mengarah pada perjudian dan masih banyak lagi fenomena-fenomena yang menunjukkan kondisi degradasi moral yang terjadi pada sivitas akademika di lingkungan Universitas. Semua fenomena tersebut mengharuskan adanya evaluasi besar-besaran bagi para praktisi pendidikan tinggi di Indonesia, lebih khusus lagi di Unair.
Harus menjadi catatan juga, bahwa semua fenomena buram di atas bukan semata-mata diakibatkan karena keberadaan sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Ada andil juga dari sistem kehidupan di Surabaya, Indonesia dan dunia internasional terhadap pembentukan tunas-tunas bangsa menjadi seperti itu. Dimana dunia sudah dikuasai dengan kehidupan materialistik-kapitalis, sehingga menjadikan materi (harta, harga diri, jabatan, pujian) adalah sumber kebahagiaan manusia. Di sisi lain manusia juga membutuhkan aspek religius spiritual sebagai landasan pembentukan dirinya untuk menjadi manusia seutuhnya. Manusia juga membutuhkan aspek kemanusiaan untuk semakin membuat dirinya memahami bahwa dunia ini akan semakin indah jika dinikmati bersama orang lain dalam perasaan penuh kedamaian, keadilan dan keharmonisan. Itulah manusia seutuhnya. Ketika aspek religius spiritual dan kemanusiaan juga diperhatikan oleh para kalangan akademisi di Unair, niscaya Unair akan menghasilkan para lulusan yang benar-benar mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa ini lebih maju, bahkan mampu memenangkan persaingan di tingkat dunia internasional.
Harapan tersebut bukanlah sebuah angan-angan kosong. Harapan tersebut adalah sebuah cita-cita yang sangat rasional, mengingat dari sejak masa awal kemerdekaan Indonesia, Unair telah dikenal sebagai universitas yang mencetak tenaga profesional di bidangnya yang benar-benar mampu menyelesaikan masalah bangsa saat itu. Dari nilai histori ini, maka sangat tidak berlebihan apabila Unair dalam mencetak para mahasiswanya tidak hanya ditujukan agar mahasiswa bisa lulus tepat waktu dan cepat diterima di dunia kerja, sehingga masa waktu tunggunya cepat. Lebih dari itu, para lulusan Unair haruslah lulusan yang mampu mengaplikasikan ilmunya pada masyarakat dalam bentuk membantu masyarakat mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dengan membantu menyelesaikan problematika masyarakat dan bersinergi bersama komponen masyarakat lainnya untuk membentuk peradaban dunia yang maju berbasis pada excellence with morality.

Mengimplementasikan etika akademik dan aturan berperilaku di Kampus
Sebagai salah satu manivestasi upaya institusi dalam membidani lahirnya lulusan yang Excellence with morality, berbagai kebijakan telah ditetapkan oleh pemangku kepentingan antara lain diterbitkannya etika akademik dan aturan berperilaku di kampus yang harus ditaati dan sifatnya mengikat seluruh civitas akademika. Kenapa etika akademik dan aturan berperilaku ini menjadi penting?. Karena kedua perangkat tersebut merupakan sarana untuk merubah sikap mahasiswa, sebagai core business pendidikan, yang merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pendidikan, yaitu perubahan perilaku menuju ke arah yang lebih baik. Target dan sasaran pendidikan bukan hanya kuantitas lulusan dengan prestasi akademik yang menggiurkan, namun lebih dari itu, etika dan perilaku yang mendasari perkembangan pengetahuan dan keilmuan output pendidikan juga merupakan target yang lebih penting. Etika akademik dan aturan berperilaku dalam kehidupan kampus harus benar-benar diimplementasikan untuk mengawal prosesi perkembangan hardskill mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Secara fitrah penciptaannya, manusia dengan berbagai potensinya berupa organ, indera dan jaringan tubuhnya selalu mengarah mencari kebenaran. Manusia diciptakan oleh Allah swt lengkap dengan potensinya bahkan dilengkapi pula dengan ajaran agama untuk mengatur kehidupannya bukan hanya di dunia, melainkan juga di akhirat kelak ketika dia harus menghadap Sang Pencipta.  Dalam skala mikro, etika akademik dan aturan berperilaku di kampus merupakan sebuah konsep moralitas yang harus dibawa, ditanamkan dan dilaksanakan oleh seluruh sivitas akademika Unair tanpa terkecuali demi meraih kualitas lulusan yang mumpuni sebagaimana digambarkan di atas. Moralitas yang dimaksud adalah moralitas yang bersandar pada nilai-nilai religius spiritual yang telah mengakar pada tubuh bangsa Indonesia dan yang sesuai dengan kultur mayoritas masyarakat Indonesia yang agamis. Dalam rangka mencetak kualitas lulusan yang mumpuni tersebut, salah satu faktor yang tidak mungkin dihindarkan adalah pemberian mata kuliah agama yang berkualitas dan berpengaruh bagi mahasiswa ataupun juga pembinaan mental spiritual yang berkualitas dan berpengaruh bagi para mahasiswa dan sivitas akademika yang lainnya.

Tegaknya etika dan aturan berperilaku menciptakan Suasana akademik yang kondusif
Munculnya icon ”Excellence With Morality” tentunya dalam rangka menciptakan lulusan Unair yang mumpuni, cerdas, inovatif, peka terhadap kondisi di sekitarnya, kreatif mencari solusi atas setiap permasalahan bangsa, mandiri dan senantiasa berusaha untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi bangsa ini untuk kemajuan bangsa Indonesia yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kemajuan peradaban dunia. Terlebih bagi bangsa Indonesia yang majemuk ini (memiliki banyak penganut agama yang berbeda-beda), atau diistilahkan sebagai bangsa yang plural, harus memiliki pondasi moralitas yang kuat dan benar berdasarkan religius spiritual yang dianut bangsa ini. Membangun tegaknya etika akademik dan aturan berperilaku identik dengan perjuangan mewujudkan generasi yang unggul bukan hanya dari aspek kemampuan keilmuannya, namun juga dari kematangan spiritualnya yang senantiasa seimbang mengikuti perkembangan dirinya. Kemampuan dan kemauan seluruh civitas akademika yang memiliki komitmen tinggi dalam menjunjung etika dan aturan berperilaku di kampus, diharapkan dapat menciptakan atmosfer akademik yang kondusif untuk keberlanjutan proses belajar mengajar.

Ruang lingkup Etika akademik dan aturan berperilaku
Aturan berperilaku di kampus Unair tertuang dalam Peraturan Nomor 1365/JO3/OT/2003 yang diterbitkan oleh Senat Universitas Airlangga. Salah satu pertimbangan diterbitkannya peraturan tersebut adalah Unair sebagai pusat berlangsungnya proses belajar mengajar, transformasi kebudayaan, pengembangan peradaban serta penyelenggaraan fungsi perguruan tinggi lainnya, perlu dijaga agar selalu kondusif demi peningkatan kualitas dan pelaksanaan fungsi secara optimal. Melengkapai terbitnya peraturan tersebut, Unair juga telah membentuk Komisi Disiplin yang antara lain bertugas menangani kasus pelanggaran sebagai konsekuensi logis dibentuknya peratutran, tentu harus dipersiapkan pula mekanisme punishment-nya. Pelanggaran atau setiap tindakan yang bertentangan dengan aturan berperilaku akan mendapat sanksi atau tindakan yang dikenakan terhadap pelaku yang terbukti melanggar peraturan perundang-undangan dan aturan berperilaku ini. Secara garis besar, Aturan berperilaku di kampus Unair berisi Hak dan kewajiban, kegiatan dan perijinan, perilaku dan busana, perjudian, pemilikan senjata dan bahan peledak, berbagai larangan terkait narkoba, minuman keras, psikotropika dan rokok sampai dengan pelecehan dan pelanggaran seksual. Secara rinci ruang lingkup aturan berperilaku di kampus dapat dibaca dalam buku Peraturan Berperilaku, yang menjadi pedoman bagi seluruh civitas akademika selama menjalankan kehidupan dan berinteraksi dengan masyarakat kampus. 
  Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka sangat beralasan jika Unair melalui icon ”Excellence With Morality” memperkuat keimanan para sivitas akademikanya baik melalui mata kuliah agama ataupun juga melalui berbagai kegiatan pembinaan religius spiritual. Menjadi hal yang urgent bagi para pemangku kebijakan untuk menetapkan kurikulum mata kuliah agama yang benar-benar terintegrasi dengan mata kuliah keahlian sesuai bidang minat, guna membangun kekuatan pemahaman keimanan yang benar sebagai pondasi dalam kehidupan beragama, sehingga sivitas akademika akan terhindarkan dari perbuatan tercela. Dengan demikian, membangun semangat beragama yang kuat dan benar harus seiring sejalan dengan membangun masyarakat yang berkharakter cerdas beriman. Setiap agama mengajarkan perdamaian, dan jika semuanya itu diikuti dan digunakan sebagai pondasi dalam mengimplementasikan etika dan aturan berperilaku di kampus, maka akan membawa manusia pada kehidupan yang tenteram, bahagia dan sejahtera. Akhir kata, marilah bersinergi mewujudkan masyarakat kampus yang unggul dan bermoral tinggi berbasis pada nilai religi yang senantiasa terefleksi dalam setiap perilaku dan aktivitas. 










Sabtu, 17 November 2018

Tugas 3 : PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengaturan air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu.
Selama ini kebutuhan manusia akan air sangatlah besar. Jika kita melihat dari segi penggunaan, maka air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik. Dari segi keberadaannya pun ada bermacam-macam jenis air.
Di bumi ini hampir 71 persen permukaanya merupakan wilayah perairan. Termasuk negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Yang berarti ketersediaan air untuk manusia sangat berlimpah. Namun, berlimpahnya air ini bagi beberapa persen dari dua ratus juta penduduk Indonesia dirasa masih kurang. Disamping disebabkan oleh perubahan musim dari musim hujan ke musim kemarau dan efek global warming atau pemanasan global, ketidaktahuan sebagian besar manusia akan hakikat keberadaan air, cara pemakaian air yang benar, dan berbagai manfaat air menyebabkan masyarakat sering membuang-buang air dan menggunakannya secara tidak bertanggung jawab.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari Air?
2.      Apa saja macam-macam sumber Air?
3.      Bagaimana karakteristik sumber air?

C.     Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Air
2.      Untuk mengetahui macama-macam sumber Air
3.      Untuk mengetahui Karakteristik sumber Air







BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian
Secara alamiah air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai daya regenerasi yaitu selalu mengalami sirkulasi dan mengikuti daur.
Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Menurut Undang-undang tentang sumber daya air pada pasal 1, yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain, karakteristik tersebut antara lain :

1.   Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 00 C (320 F) - 1000 C, air berwujud cair.
2.   Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik.
3.   Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah proses perubahan air menjadi uap air.
4.   Air merupakan pelarut yang baik.
5.   Air memiliki tegangan permuakaan yang tinggi.
6.   Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Pengertian air menurut Para Ahli :
Ø  Sitanala Arsyad : Air adalah senyawa gabungan antara dua atom hidrogen dan satu atom oksigen menjadi H2O.
Ø  Robert J. Kodoatie : Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi.
Ø  Roestam Sjarief : Air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Ø  Sayyid Quthb : Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan satu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya.
Ø  Eko Budi Kuncoro : Air merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri atas 2 atom hidrogen (H) dan 1 atom Oksigen (O). Air mempunyai ikatan Hidrogen yang cenderung bersatu padu untuk menentang kekuatan dari luar yang akan memecahkan ikatan-ikatan ini.
Ø  Bambang Agus Murtidjo: Air merupakan substansi yang mempunyai keistimewaan sebagai penghantar panas yang sangat baik, sehingga air di dalam tubuh lebih penting dari makanan.
                  Fungsi Air Dalam Kehidupan
Ø  Mengontrol suhu tubuh
Ø  Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh sehingga semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik.
Ø  Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.
Ø  Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh.
Ø  Sebagai sumber kehidupan di muka bumi.

B.     Sumber-Sumber Air
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah (UU RI No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air).Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, sepertiair laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh iniair permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat.
a.       Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang dapat dilihat dan berada di atas permukaan tanah. Seperti air laut, air danau, sungai, waduk dan lain sebagainya. Secara alami air permukaan dapat digantikan, bisa melalui penguapan, menuju air laut, penyerapan tanah dan lainnya. Jadi sumber untuk air permukaan saling berkaitan satu sama lain seperti sebuah lingkaran. Aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap sumber air bersih dipermukaan. Misalnya perusakan alam, perusakan hutan, perusakan tanah dll yang bisa menyebabkan sumber dari air permukaan habis. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan sumber daya air permukaan, salah satunya dengan membuat irigasi. Saat ini brazil merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber daya air tawar paling banyak.
Ø  Sungai
Contoh dari air permukaan yang pertama adalah sungai. Sungai adalah jalur Alami yang dibuat oleh alam, walaupun terkadang ada beberapa sungai buatan. Sungai ini sebagai jalur air dari gunung menuju ke samudra. Aliran air berawal dari hulu sampai ke hilir. Dari beberapa anak sungai menuju ke sungai besar dan berakhir di lautan. Bagian sungai yang paling ujung sebelum bertemu dengan laut disebut sebagai muara sungai. Di Indonesia kurang lebih ada 10 sungai besar yaitu bengawan solo, ci sadane, ciliwung, ci manuk, batang hari, sungai barito, sungai Kapuas, sungai Kahayan, sungai Mahakam, dan sungai Mamberamo.

Ø  Laut
Laut adalah salah satu jenis air permukaan yang mempunyai rasa asin dengan jumlah yang banyak. Laut juga sebagai tempat habitat makhluk laut serta yang membelah bumi menjadi benua dan pulau. Secara singkatnya laut merupakan sejumlah air yang menutupi permukaan dengan jumlah yang sangat besar dan mengandung garam yang sangat banyak. Jadi air yang berasal dari sungai akan mengalir ke laut. Ada beberapa macam laut yang berada di Indonesia. Ada laut jawa, laut banda, laut flores, laut sawu, laut Maluku, laut seram, laut Halmahera, laut timor dan masih banyak lainnya. Sebagian besar laut di Indonesia di huni oleh habitat ikan dan terumbu karang yang sangat banyak sekali.
Ø  Danau
Contoh permukaan yang selanjutnya adalah danau. Ada dua jenis danau yaitu danau buatan dan danau alami. Danau adalah kumpulan dari air tawar atau air asin yang terkumpul dalam sebuah tempat yang besar. Biasanya danau tercipta karena mencairnya gleser, adanya mata air atau akibat dari aliran sungai. Danau bisa juga disebut sebagai cekungan yang dibuat secara alami oleh alam maupun oleh manusia yang berisi air. Jadi biasanya danau itu tidak mengalir seperti sungai tetapi tetap berada di dalam satu wadah. Ada beberapa danau yang ada di Indonesia antara lain danau singkarak, danau kaut tawar, danau maninjau, danau toba, danau ranau, danau towuti, danau tempe dan masih banyak lainnya.
Karakterisitik Air Permukaan
Pada umumnya sumber air permukaan baik yang berupa sungai, danau, maupun waduk merupakan air yang kurang baik dikonsumsi langsung karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan. Air sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa aliran permukaan. Keadaan yang mempengaruhi aliran sungai sebagai berikut :
Keadaan daerah = bila di sekitar daerah masih banyak terdapat hutan/tanaman, maka akan mempengaruhi debit air yang ada.
Temperatur = dengan iklim tropis mengakibatkan bertambahnya besarnya penguapan sehingga air akan berkurang.
Keadaan topografi = kelandaian dari sungai akan mempengaruhi besarnya pengaliran dan besar/kecilnya pengikisan tanah.
Sifat permukaan tanah = daerah dengan daya resap yang tinggi akan mengurangi debit air yanga da di atasnya.
Corak daerah pengalirannya.

Gambaran kualitas air permukaan pada umumnya dimana merupakan analisa kandungan zat yang ada di dalam air permukaan :
Kesadahan (hardness) : 120 mg/l sebagai Ca CO3
Calcium : 80 mg/l sebagai Ca CO3
Magnesium : 40 mg/l sebagai Mg CO3
Sodium : 19 mg/l sebagai Na
Bicarbonat : 106 mg/l sebagai Ca CO3
Chlorida : 23 mg/l sebagai Cl
Sulfat : 38 mg/l sebagai SO4
Nitrat : 0,4 mg/l sebagai N
Besi : 0,3 mg/l sebagai Fe
Silica : 18 mg/l sebagai Si O2
Carbon dioxide : 4 mg/l sebagai Ca Co3
pH : 6 – 8

b.      Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan air tanah. Air tanah merupakan sumber utama, tapi bukan satu-satunya sumber air minum. Maka kelayakan air tanah tersebut menjadi persoalan utama. Air tanah adalah air yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Totok Sutrisno, 2004).
Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).
dasarnya, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa, dan genangan air lainnya. Pada saat infiltrasi kedalam tanah, air permukaan mengalami kontak dengan mineral-mineral yang terdapat didalam tanah dan melarutkannya, sehingga kualitas air mengalami perubahan karena terjadi reaksi kimia. Kadar oksigen yang masuk ke dalam tanah menurun, digantikan oleh karbondioksida yang berasal dari proses biologis, yaitu dekomposisi bahan organik yang terlarut dalam air tanah.
            Air tanah terbagi atas:
Ø  Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal atau air freatis merupakan air tanah yang berada di lapisan kedap air yang tidak begitu jauh dari permukaan tanah. Jenis air tanah ini sangat berpengaruh terhadap resapan air yang berada di sekelilingnya. Biasanya pada saat musim kemarau air tanah dangkal jumlahnya akan berkurang sedangkan pada saat musim hujan jumlahnya akan lebih banyak. Air tanah dangkal inilah yang biasanya dijadikan sebagai sumur dan mata air. Kemungkinan dalamnya sekitar 25 meter dari permukaan tanah.
Ø  Air Tanah Dalam
Selanjutnya adalah air tanah dalam atau air artesis. Air tanah dalam merupakan jenis air tanah yang terletak jauh di dalam tanah. Biasanya terletak di antara dua lapisan kedap air. Kedua lapisan kedap air itu disebut sebagai lapisan akuifer. Lapisan inilah yang banyak sekali menampung air dalam tanah. Jika lapisan kedap air tersebut mengalami keretakan, air akan menuju ke bagian permukaan tanah. Untuk mendapatkan air tanah dalam bisa dengan melakukan pengeboran. Biasanya kedalam air tanah dalam lebih dalam dibandingkan dengan air tanah dangkal.
Karakterisitik Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami pengisian/penambahan secara terus-menerus oleh alam. Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zona air tanah menjadi dua zona besar yaitu :
Zona air berudara (zona of aeration).zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zona ini terdapat tiga lapisan tanah yaitu, lpaisan tanah air permukaan, lapisan intermediate yang berisi air gravitasi lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
Zona air jenuh (zona of saturation). Zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang relative tidak berhubungan dengan udara luar, dan lapisan tanahnya disebut akifer bebas.
Keuntungan menggunakan air tanah :
a.       Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen.
b.      Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan terlebih lebih lanjut.
c.       Biasanya dapat didapatkan di dekat suatu rural community.
d.      Seringkali paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkannya dan membagikannya.
e.       Lapisan tanah yang menampung air dari mana air itu diambil biasanya merupakan pengumpulan air alamiah.
Kerugian menggunakan air tanah :
Air tanah sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, dan Ca.
Biasanya membutuhkan pemompaan
c.       Air Angkasa
yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi. Perlu diketahui bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air yang ada dibumi. Menurut bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi:
Ø  Air Hujan
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap lagi, ini disebut dengan Virga.
Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung, semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat PH yang rendah sehingga cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan zat zat mineral lainnya.
Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH mendekati normal. Namun jika proses kodensasi terjadi pada daerah dengan tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan nya akan rendah sehingga sering disebut dengan istilah hujan asam. (Proses terjadinya hujan).
Ø  Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur lembut yang sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan menjadi pecahan kecil yang dinamakan  kepingan salju.
Karakterisitik Air Angkasa
Pada umumnya kualitas air angkasa cukup baik namun air angkasa cenderung mengakibatkan kerusakan-kerusakan terhadap logam, yaitu dengan timbulnya karat. Adapun sifat dari angkasa sebagai berikut :
a.       Air angkasa bersifat lunak (soft water) karena tidak/kurang mengandung larutan garam dan zat mineral sehingga kurang terasa segar
Dapat mengendung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif sehingga bersifat korosif.
Dari segi bakteriologis maka relative lebih bersih tergantung pada tempat penampungannya.
Zat yang terkandung air angkasa sebagai berikut :
Kesadahan (hardness) : 19 mg/l sebagai Ca CO3
Calcium : 16 mg/l sebagai Ca CO3
Magnesium : 3 mg/l sebagai Mg CO3
Sodium : 6 mg/l sebagai Na
Amonium : 0,8mg/l sebagai N
Bicarbonat : 12 mg/l sebagai Ca CO3
Keamanan (Acidity) : 4 mg/l sebagai Ca CO3
Chlorida : 9 mg/l sebagai Cl
Sulfat : 10 mg/l sebagai SO4
Nitrat : 0,1mg/l sebagai N
pH : 6 – 8

d.      Mata Air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kuantitas/ kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
Menurut direktorat penyehatan air Ditjen PPM dan PLP departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997:6) mata air/ air tanah adalah air yang berada di dalam tanah untuk memperolehnya dengan cara menggali/ dibor atau secara alamiah keluar ke permukaan tanah (mata air).

C.     Karakteristik Air
Ø  Karakteristik fisik Air :
1.      Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
2.      Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
3.      Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
4.      Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.
5.      Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

Ø  Karakteristik kimia air :
1.      pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2.      DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3.      BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
4.      COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi:  + 95%terurai
Zat Organik + O2 → CO2 + H2O
5.      Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6.      Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racunterhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
Ø  Karakteristik biologi air:
Organisme yang ditemukan dalam perairan: bakteri, virus,algae, jamur, mikroinvertebrata (protozoa, serangga, cacing, dll). Karakteristik biologi ditentukan dengan parameter yang disebut indeks biotik. Indeks ini menunjukkan ada tidaknya organisme. Indeks Biotik = 2(n Klas 1)+ n Klas 2 n = banyaknya species Klas 1 = Organisme klas 1, toleran pada polusi organik yang tidak besar. Klas 2 = Organisme klas 2, toleran pada polusi organik, tetapi tidak dalam kondisi anaerob.
Indeks yang lain ( Indeks penyebaran
Indeks Penyebaran/D
D= n1/n2log n1/n2
Keterangan : n1 = banyaknya individu per taxon
n2 = banyaknya (jumlah) total taxon dalam sampel
Penentuan kualitas air dapat pula diukur berdasarkan Indeks pencemar Biologis (IPB) atau Biologis Indices of Pollution (BIP).
IPB =___A___x100
             A+B
(A = kelompok mikroba berklorofil
 B = kelompok mikroba tanpa klorofil
Nilai IPB :
0-8 : air bersih/jernih
9-20 : air tercemar
21-60 : air tercemar
61-100 : air tercemar berat
Penentuan kehadiran organisme di dalam air berdasarkan kebutuhannya (sebagai bahan baku untuk industri, rumah tangga, rekreasi dan olahraga) dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya jenis organisma yang berbahaya sebagai penyebab penyakit (patogen), penghasil racun (toksin), penyebab pencemaran air, timbul rasa dan bau yang tidak sedap atau perubahan sifat fisik dan kemis air.

Karakteristik khas Air
Ø  Kisaran suhu yang tepat, yakni beku 0° dan mendidih 100°
Ø  Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpanan panas yang sangat baik
Ø  Air merupakan panas yang tinggi dalam proses penguapan
Ø  Air merupakan pelarut yang baik.







BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah (UU RI No.7/2004 Tentang Sumber Daya Air).Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, sepertiair laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh iniair permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat.
B.     Saran
Sumber daya air sangatlah penting bagi kehidupan kita. Oleh karena itu sangat penting menjaga kelestarian sumber daya air. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum bersama dengan pekerjaan umum, untuk membangun program penyediaan sumber air minum daerah.

INFRASTRUKTUR KEAIRAN

Bangunan pengaturan sungai Tanggul Tanggul adalah salah satu bangunan di sepanjang sungai yang betujuan dalam usaha melindungi kehidupan...